Kerapatan tanam berhubungan dengan populasi tanaman yang tak dapat dipisahkan dengan produksi yang akan diperoleh dari luas lahan per hektar, karena kerapatan tanam dan keefisienan penggunaan cahaya, juga mempengaruhi persaingan antara tanaman dalam menggunakan air dan unsur hara. Pada umumnya, produksi tiap satuan luas yang tinggi tercapai dengan populasi tinggi, karena tercapainya penggunaan sinar matahari, air dan unsur hara secara maksimum di awal pertumbuhan. Akan tetapi pada akhirnya, penampilan masing-masing tanaman secara individu menurun karena persaingan untuk mendapatkan sinar matahari, air dan unsur hara. Kerapatan tanaman yang optimum hanya dapat ditentukan dengan mengetahui potensi produksi pada beberapa kerapatan tanaman.
Pengaruh Kerapatan Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kelapa Sawit di Papua New Guinea
Uraian | Umur Tanaman (tahun) | Kerapaan Tanam (Tanaman per Ha) | |||
56 | 110 | 148 | 186 | ||
Hasil (kg/tanaman/tahun) Hasil (ton/ha/tahun) Jlh tandan/tanaman/tahun Berat tandan rata-rata (kg) | 5 – 6 5 – 6 5 – 6 5 – 6 | 256 14,3 21 12,2 | 268 29,5 20,7 12,9 | 235 34,8 20,0 11,8 | 179 33,3 15,8 11,3 |
Hasil (kg/tanaman/tahun) Hasil (ton/ha/tahun) Jlh tandan/tanaman/tahun Berat tandan rata-rata (kg) | 12 – 14 12 – 14 12 – 14 12 – 14 | 301 16,9 12,9 23,4 | 227 25 10,7 21,2 | 148 21,9 7,9 18,8 | 114 21,2 6,7 17,4 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar