Cari Blog Ini

Jumat, 08 Januari 2010

PEMANCANGAN

Persiapan Pemancangan
  • Pemancangan dilakukan setelah selesai pembukaan areal.
  • Pancangan tanaman dibuat dari bambu kecil panjang 1 meter; pancang kepala panjang 2,5 meter dicat bagian atasnya.
  • Kawat diameter 2-3 mm sebanyak 2 utas masing-masing sepanjang 100 m. Tiap-tiap kawat diberi tanda sebagai berikut :
Kawat I : Diberi tanda tiap jarak tanam (9m); ujung ditambah 4,5 meter untuk mengukur jarak pancang hidup & mati.
Kawat II : Diberi tanda jarak antar barisan yaitu tiap 7,80 m

Pemancangan Pada Areal Datar

  • Dimulai dari luasan 1 ha terlebih dahulu (pancang hektaran) ukuran 100 x 100 m.

Contoh : Jarak tanam 9,0 m segitiga samasisi

(9 x 7,80 m)

  • Tentukan titik awal A berjarak 1,95 m (1/4 x 7,80 m) ; dan 2,25 m (1/4 x 9,0 m) dari pinggir arealdengan pancang kepala. Titik A sebagai awal pancang hidup.
  • Kawat I; direntangkan U – S secara lurus dari titik A. Pada tiap titik 9 m ditancapkan pancang kepala. Arah rentangan dibantu dengan menggunakan kompas.
  • Kawat II; direntangkan T – B. Pada tiap jarak antar baris 7,80 m ditancapkan pancang kepala. Nomor ganjil pancang hidup, nomor genap pancang mati.
  • Kemudian kawat I digeser sejauh 7,80 m sejajar dengan barisan ke arah T – B. Tancapkan pancang pada tanda 4,5 m (pancang mati) dari B1 kemudian tiap 9 meter.
  • Kawat I digeser lagi pada posisi B2 pada tanda pancang hidup 9 meter. Buat seterusnya sampai 10 barisan.
  • Pada saat menanamkan pancang harus selalu dilihat lurus kesemua jurusan (mata lima)
  • Bila pemancangan pada areal 1 ha ini sudah selesai maka dapat dilanjutkan untuk memancang seluruh areal.
  • Tim pemancang minimal terdiri dari 5 orang dengan perincian sebagai berikut: - 1 orang tukang teropong
1 orang tukang pancang
2 orang penarik kawat
1 orang pembawa pancang
Kemampuan tim pemancang ± 3 ha / hari.

Pemancangan Pada Areal Curam

  • Pilih lereng dengan kemiringan rata-rata dari seluruh kemiringan bukit.
  • Buatlah pancang kepala berwarna dengan sesuai jarak antar barisan yang diinginkan (mis: 8 m) ke arah bawah, pada kemiringan rata-rata mewakili seluruh areal yang ada secara horizontal.
  • Gunakan tiga warna (merah , kuning dan biru) untuk pancang kepala, peletakkan pancang-pancang berwarna ini harus dilakukan berulang dan berurut. Ini akan membantu memastikan bahwa supir bulldozer tidak menembus kontour yang berbeda.
  • Setelah selesai membuat pancang kepala, teras pertama diberi pancang berwarna merah pada kontour keliling bukit, dengan menggunakan abney level dengan penyangga berbentuk huruf T setinggi 1,5 m atau dumpy level.
  • Untuk membantu pengamatan (pengukuran) pancang tersebut diletakkan dengan interval 10 -15 m.
  • Untuk pembuatan teras berikutnya, pergunakan kawat pengukur yang diberi etiket besi sesuai jarak yang diinginkan.
  • Peletakkan pancang pada teras ke-2 harus dimulai dari pancang ke-2 (kuning) dan begitu seterusnya ke arah bawah.
  • Salah satu ujung kawat dipegang pada pancang ke-2 pada teras pertama (pancang merah), sedang ujung yang satunya (ujung yang ada etiket besinya), dipegang oleh satu orang pada calon teras ke-2 dan pemegang abney levelnya mengukur dari titik pancang yang sebelahnya.
  • Dengan pemancangan seperti ini tidak menimbulkan kesalahan yang berarti. Supir bulldozer yang berpengalaman dapat mengusahakan membentuk level yang benar, selama pembentukan teras dengan meratakan kesalahan, memotong lebih dalam atau mengurangi kedalaman dimana perlu.


1 komentar: